Jumat, 09 Desember 2011

Simbol / Tahun Gereja

Advent


Warna dasar              : Ungu Muda
Lambang/Logo         : Salib jangkar
Warna jangkar         : kuning

Salib jangkar ini dipergunakan oleh orang Kristen mula-mula yang tinggal di Kotakombe-kotakombe. Sebenarnya lambang ini merupakan warisan dari bangsa Mesir kuno, namun di kemudian hari ia menjadi lambang universal yang menunjuk pada penderitaan KRISTUS. Di sini lambang salib jangkar hendak berkata-kata tentang pengharapan yang dimiliki oleh umat percaya di dalam penantian akan kedatangan KRISTUS kembali.

ADVENT (Lat. Adventus) artinya ‘kedatangan.’ Istilah ini dulu kala dipakai umum dalam Imperium Romawi untuk kedatangan kaisar yang dianggap sebagai dewa. Advent juga terkait dengan masa penantian Mesias oleh umat Israel dalam Perjanjian Lama. Berdasarkan latarbelakang itu maka para pengikut Kristus memberi makna baru bagi ‘advent’ yakni untuk menyatakan kedatangan Tuhan Yesus. Bagi mereka bukan kaisar, melainkan Kristus sebagai  Raja dan Tuhan yang datang. Bahwa Mesias yang dinantikan oleh umat Israel sesungguhnya telah datang dalam diri Yesus. Dia sudah datang dan akan datang. Itu sebabnya, advent juga terkait erat dengan kedatangan Yesus Kristus pada akhir zaman.Advent dirayakan selama 4 (empat) Minggu sebelum Natal. Karena itu, Minggu-minggu Advent merupakan masa persiapan bagi orang Kristen untuk menyambut kedatangan Yesus Kristus, dan kedatanganNya itu dipahami adalah pertama kali dalam bentuk bayi Yesus yang lahir di kandang Betlehem, yang dirayakan pada Hari Natal.


Natal
Warna dasar             : putih
Lambang                    : palungan dan pelangi
Warna pelangi          : merah, kuning, hijau
Palungan                   : kuning 

Pelangi merupakan simbol dari kesetiaan dan cinta kasih Allah bagi seisi dunia. Setelah peristiwa air bah yang menghancurkan bumi karena dosa manusia (Kej 9) maka Tuhan Allah menghadirkan pelangi sebagai tanda perjanjianNya kepada Nuh dan keturunannya (seluruh umat manusia) serta semua makhluk hidup lainnya. Allah telah berjanji bahwa Ia tidak akan menghancurkan bumi ini lagi dengan air bah. Jadi, pelangi mengingatkan kita tentang kesungguhan Tuhan Allah untuk memenuhi dan menggenapi janji-janjiNya. Dan hal itu telah dipenuhi dan digenapi di dalam Yesus Kristus, yang lahir sebagai bayi dan terbungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.

Jadi, pelangi dan palungan mau menjelaskan bahwa Tuhan Allah, dalam kasihNya yang tiada tara mau menjelma menjadi manusia dalam Tuhan Yesus Kristus, supaya siapa yang percaya kepadaNya, tidak akan binasa melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh 3 : 16). Pelangi dan palungan juga mau menjelaskan tentang penebusan dan pembebasan yang sekaligus telah diberikan lewat kelahiran Anak Allah, yakni Yesus Kristus. Bahwa pembebasan dan penebusan tersebut diperuntukkan tidak saja bagi orang-orang pilihan, tetapi juga kepada semua orang, dan bahkan seluruh ciptaanNya.
 
Epifania
Warna dasar               : hijau
Lambang                      : bintang persegi lima
Warna bintang          : kuning

Bintang persegi lima lebih dikenal sebagai bintang Yakub, dalam hal ini menujuk pada terbitnya bintang dari keturunan Yakub (Bil 24 : 17). Di kemudian hari hal itu dimanifestasikan lewat kelahiran Yesus Kristus yang ditandai pula dengan munculnya/ terbitnya bintang di timur (Mat 2:1-2). Bintang ini pula yang menunjuk pada penampakan kemulian Yesus Kristus bagi umat manusia. 

Sebelum abad ke IV, hari Epifania dirayakan sebagai hari kelahiran Kristus ke dunia yaitu pada tanggal 6 Januari. Gereja Ortodoks masih mempertahankan tradisi tersebut sedangkan gereja Katolik merayakan sebagai Hari Raya Tiga Raja (Mat 2:4). Gereja Protestan merayakannya sebagai hari penampakan kemulian Yesus setelah dibabtis di sungai Yordan (Mat 3:17). Hari Minggu Epifania dirayakan pada hari Minggu terdekat dengan tanggal 6 januari ditambah dengan 6 minggu sesudah itu, yang diliputi dengan rasa syukur dan puji-pujian.





Jum’at Agung
Warna dasar   : hitam
Lambang          : Salib  & mahkota duri
Warna               : salib (putih), mahkota duri (kuning)

Salib merupakan lambang yang sudah sangat dikenal untuk menunjukan pada penderitaan dan kematian Yesus, bahkan tanda ini lebih sering dipakai untuk menunjukkan Kekristenan. Disini, salib dan mahkota duri yang merupakan tanda lain bagi penderitaan Kristus, hendak mengatakan bagaimana kejamnya perlakuan yang telah Ia terima sampai pada kematianNya di kayu salib karena dosa manusia. Kemuliaan yang disaksikan lewat penderitaan. Jum’at Agung dirayakan pada Jum’at pertama setelah Pra-Paskah.  

Dirayakan untuk memperingati kematian Yesus disalib, di Golgota. Bahwa Yesus rela menumpahkan darah dan mengorbankan tubuhnya untuk menyelamtkan manusia berdosa.

Prapaskah

Warna dasar                                             : ungu tua
Lambang                                                    : ikan (ICHTUS)
Warna pinggir ikan & tulisan              : kuning 
Tulisan : YESUS KRISTUS ANAK ALLAH JURUSELAMAT
Tanda ini merupakan suatu sandi rahasia di kalangan orang Kristen mula-mula yang mangalami penganiyaan; sehingga untuk menandai diri mereka sebagai orang-orang yang percaya kepada Yesus digunakan lambang ikan ini, yang dalam bahasa Yunani “IXOUS” (Ichtus) yang berarti ikan, tetapi secara hurufiah merupakan suatu singkatan dari  YESUS KRISTUS ANAK ALLAH JURUSELAMAT.

Masa ini dirayakan 7 minggu berturut-turut sebelum Paskah. Prapaskah merupakan hari penyadaran diri dan pertobatan. Manusia berdosa menerima anugerah keselamatan melalui kematian dan pengorbanan Kristus disalib dan diundang untuk menerima kehidupan yang baru


Paskah


Warna dasar   : Putih
Lambang          : Bunga Lily
Warna               : Bunga Lily (putih)
Bunga Lily merupakan simbol dari hari Paskah dan kekekalan umbi-umbian dari Bunga Lily haruslah ditanam dan mati dahulu di dalam tanah, baru kemudian daripadanya akan tumbuh suatu kehidupan baru.

Lewat Paskah orang percaya telah menerima kehidupan baru yang diberikan melalui kematian dan penderitaan Kristus (band. Yoh 12 : 34) dan kehidupan baru itu sendiri adalah kehidupan yang berkaitan dengan hidup kekal.

Paskah adalah hari raya yang mula-mula dirayakan dan merupakan unsur penting dalam Tahun Gereja.

Dirayakan sebagai Hari Kebangkitan Kristus dan yang merupakan titik tolak iman orang percaya (1 Kor 15 : 14). Dirayakan dalam kegembiraan dan sukacita.
Paskah (Minggu I setelah Pra-Paskah) dan Minggu Paskah (II-VII).
 
Kenaikan Yesus Ke Sorga

Warna dasar  : Putih
Lambang         : Salib & mahkota kemuliaan
Warna              : Salib (kuning), mahkota (jingga)

Melalui penderitaannya dan kematian Kristus, mahkota duri yang diletakkan di kepalaNya, kini berganti menjadi mahkota kemuliaan, yang menyatakan kemuliaan yang kini dinampakkan lewat peristiwa Kenaikan. Barang siapa yang percaya kepadaNya dan setia sampai mati, iapun akan mendapat kehidupan itu. (band Flp 2:19-21 ; Why 2:10)

Kristus diakui sebagai Raja di atas segala raja dan Tuhan di atas segala tuan (1 Tim 6 :15)
Pesta ini dirayakan dengan kemeriahaan dan kegembiraan.

Pentakosta

Warna dasar   : Merah
Lambang          : Lidah-lidah api & burung merpati
Warna               : Lidah api (kuning), burung merpati (putih)

Ketujuh lidah api yang menyimbolkan ketujuh suluh api yaitu Tujuh Roh Allah (Why 4 : 5) membentuk lingkaran yang menghadirkan kekekalan, keabadian. Merpati menukik dan lidah api menunjuk kepada peristiwa pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta (Kis 2:2-3). Hari Pentakosta (hari ke-50 sesudah Paskah, hari Minggu ke-7 sesudah Paskah)

Sejak abad ke III secara umum dirayakan oleh Gereja. Hari ini juga diperingati sebagai hari kelahiran Gereja, dimana melalui kuasa Roh Kudus, Gereja dilengkapi untuk melaksakan tugas pengutusan kepada bangsa-bangsa.

Trinitas

Warna dasar  : Putih
Lambang         : Lingkaran segitiga /triquetra
Warna              : Merah
Simbol ini merupakan simbol mula-mula dari ketritunggalan. Tiga buah lekukan yang tidak terputus. Pada pusat dari ketiga lekukan itu terbentuklan sebuah segitiga yang merupakan simbol warisan Tritunggal

Hari Minggu Trinitas dirayakan satu minggu sesudah hari Pentakosta (Pentakosta I). ia merupakan hari Minggu penutup eyeclus hari-hari raya besar. Disini pernyataan Allah dan kekudusan keesaanNya menjadi pusat penyembahan jemaat.

Minggu Pentakosta
Warna dasar  : Hijau
Lambang         : Burung merpati dengan ranting zaitun, pelangi
Warna             : Pelangi (Merah, kuning, hijau), Burung Merpati (Putih), Ranting (pinggir putih), Salib (Hijau), Ombak (Putih), Perahu (bergaris putih), Tiang &Layar (Putih)
Minggu Pentakosta dirayakan selam 26 minggu. Masa ini disebut masa Gereja berjuang. Ada yang menyatakan bahwa sesudah Minggu Trinitas sudah tidak ada lagi hari raya. Sebenarnya masih ada yaitru hari minggu. Di mana melalui setiap hari Minggu, Gereja diingatkan tentang penyertaan Tuhan di dalam perjuangan hidup gereja. Allah selalu beserta dengan GerejaNya (Allah beserta kita) itulah pereyaan yang besar dan penuh puji-pujian dan syukur.

Pada mulanya dalam sejarah Gereja, perahu merupakan simbol dari gereja. Ide ini menjadi berarti bagi orang Kristen mula-mula yang mengalami penganiyaan dan pergumulan, ketika mereka mengetahui bahwa ada pertolongan dari Tuhan. Hal ini nyata lewat perpaduan antara pelangi dan perahu. Disini janji Allah tentang pertolonganNya itu mendapat penekanan yang kuat. Pelangi melambangkan kesetian Allah atas janjiNya untuk memelihara bumi, dalam hal ini Gereja. Burung merpati dengan ranting zaitun di paruhnya mengungkapkan tentang janji keselamatan dan kehidupan dari Allah (band Kej 8:10-11) yang akan terus menyetai sampai ke tempat tujuan. Jadi sekalipun Gereja mengalami berbagai goncangan dan cobaan, Gereja akan tetap hidup di dalam dan beroleh janji Allah tersebut.

GPIB "Immanuel" Landasan Ulin

SEJARAH RINGKAS PERKEMBANGAN GPIB “IMMANUEL”
LANDASAN ULIN, BANJARBARU


GPIB "Immanuel" LU & Pastori
                Pada tahun 1962 sd 1968, warga gereja yang berada di Landasan Ulin pada hari Minggu mengikuti ibadah di GPIB “Maranatha” Banjarmasin, dengan jumlah anggota jemaat sekitar 7 sampai 10 orang. Sedangkan ibadah rumah tangga diadakan di Landasan Ulin secara bergantian dipimpin oleh Bpk. Karel Yan Halos (Letda Purn. TNI AU).
                Pada tahun 1968 Bpk. Karel Yan Halos diteguhkan sebagai Penatua di GPIB “Maranatha” Banjarmasin. Setelah ada anggota Majelis Jemaat GPIB “Maranatha” yang berdomisili di Landasan Ulin, maka jadwal pelayanan hari Minggu mengalami perubahan.

·         Pada Minggu I dan III, warga jemaat beribadah di GPIB “Maranatha” Banjarmasin (dari Dinas TNI AU menyediakan kendaraan).
·         Pada Minggu II dan IV, warga jemaat mengadakan ibadah di Landasan Ulin, dengan memakai ruang rapat TNI AU. Ibadah pelayan dipimpin oleh Pelayan dari GPIB “Maranatha” Banjarmasin.

                Pada tahun  1974, waktu Komandan Pangkalan TNI AU Bpk. Letkol Mawardi, beliau menyerakan sanggar/gedung pramuka agar dipakai untuk tempat ibadah Minggu. Jemaat bergotong royong untuk merenovasi tempat ibadah tersebut agar layak dipakai beribadah kepada Tuhan.
                Pada tahun 1981 warga Jemaat berkembang sangat pesat dan menggembirakan, maka oleh TNI AU, yang pada waktu itu adalah Bpk Letkol Dicky Pangau, menjabat sebagai Komandan Pangkalan TNI AU memberikan gedung bekas gudang senjata di samping GSG Bina Angkasa (gedung yang sekarang) agar dapat dipakai sebagai tempat ibadah. Dan penyerahan gedung tersebut disaksikan oleh Bpk. Pdt. H.F. Lantu (alm Kapten TNI AD).
             
              Dari perkembangan jumlah KK yang hanya 25 KK (th. 1974), maka tahun 2004 jumlah KK meningkat. Dengan perkembangan jemaat yang sangat menggembirkan, maka Majelis Jemaat GPIB “Maranatha” Banjarmasin dalam persidanganya telah memutuskan bahwa bejem “IMMANUEL” Landasan Ulin dapat disiapkan menjadi Jemaat yang mandiri, dan hal tersebut disambut oleh warga jemaat yang berada di Bajem “IMMANUEL” Landasan Ulin.
                Berdasarkan usulan Majelis Jemaat GPIB “Maranatha” Banjarmasin kepada Majelis Sinode GPIB di Jakarta, maka tanggal 24 Oktober 2003 telah terbit SK panitia Persiapan Pendewasaan dan Pelembagaan Bajem “IMMANUEL” Landasan Ulin No.3097/03/MS.XVII/Kpts.
Dari pihak Majelis Sinode GPIB telah merespon positif melalui tinjauan langsung dari Majelis Sinode sebanyak dua kali, oleh :

1.       Pdt. J.D Sihite, MA dan Pdt. Drs. J.B.W.P. Kokali, M.Th pada tanggal 27 September 2003.
2.       Pdt. J.W. Ch. Sompotan, S.Th dan Pnt. Christian Masengi, SH pada bulan Mei 2004.

                Dengan SK dari Majelis Sinode, maka pada hari Minggu 5 September 2004 Bajem “IMMANUEL” Landasan Ulin didewasakan dan dilembagakan dengan nama GPIB Jemaat “IMMANUEL” Landasan Ulin, Banjarbaru yang beralamat :
GEDUNG GEREJA “IMMANUEL’ OIKUMENE
PANGKALAN TNI ANGKATAN UDARA SYAMSUDIN NOOR
JL. RAJAWALI NO.3 LANDASAN ULIN

Batas bangunan/tanah :
Timur   : Jalan Raya dan Ruang Logistik Angkutan TNI-AU
Barat     : Komplek TNI AU
Utara     : Komplek TNI AU
Selatan : GSG Bina Angkasa, Jalan Raya, Airport

Sedangkan batas wilayah pelayanannya adalah :
Timur   : Wil. Pelayanan Jemaat GPIB “Effatha” Banjarbaru
Barat     : Wil. Pelayanan Jemaat GPIB “Maranatha” Banjarmasin
Utara     : Daerah Lepas
Selatan   : Daerah Lepas

Saat pelembagaan Jemaat GPIB "Immanuel" Landasan Ulin di Banjarbaru, KMJ pertama adalah Pdt. Ellmy Rikumahu T, S.Th yang melayani mulai tanggal 5 September 2004 sampai dengan 20 Juli 2008, bersama para Presbiter pertama, yaitu :



Penatua
Diaken
F. Waridjo
Elyas Toisuta, SE
Budiman Silaen
Jemmy Edriamus Halos
Arry Purben Hutasoit
Abonar Sius Girsang
Ny. Sukini Suwondo
Ny. Anna Sudarmini H.
Ferdinand T. Saerang
Ny. Dorkas Tiri Allo. K

Jufri Batubara, SE

Pahala Tumpal P.L.T,SE

Ny. Esteriana Purba Saragih

Ny. Ekatini


Kel. Pdt. Selviana V. Sampouw - R, S.Th
Pdt. Selviana V. Sampouw. R, S.Th
Dan digantikan oleh Pdt. Selviana Vonneke Sampouw Rotinsulu,S.Th yang menjabat sebagai KMJ hingga sekarang. Dan peningkatan warga jemaatnyapun bertambah pesat.  Puji Tuhan, pada saat Pdt. Selviana VSR, S.Th menjadi KMJ di GPIB "Immanuel" Landasan Ulin, sudah dapat membangun serta menempati pastori baru.



       
Jemaat
Jemaat GPIB "Immanuel" Landasan Ulin, mayoritas berasal dari Suku Batak (50%) sedangkan sisanya adalah campuran dari berbagai suku-suku di Indonesia yaitu Jawa, Manado, Ambon dan lain-lain. Dalam pelayanan jemaat dibagi menjadi dua sektor, meskipun demikian kerukunan dan saling menghargai tetap dianut baik kehidupan antar bergereja atau masyarakat.


Presbiter GPIB "Immanuel" Landasan Ulin

KMJ             : Pdt. Selviana Vonneke Sampouw Rotinsulu, S.Th
Ketua I         : Pnt. Elyas Toisuta, SE
Ketua II        : Pnt. Roy Thery Roring
Ketua III       : Pnt. Paul Albert Tendean
Ketua IV       : Pnt. Jufri Batubara, SE
Sekretaris      : Pnt. Budiman Silaen
Sekretaris I    : Pnt. Sukini
Bendahara     : Pnt. Dorkas Tiriallo Shindang
Bendahara I   : Dkn. Ronald Lodewijk Sampouw
Anggota Majelis       :
·         Pnt. Pahala Tumpal P.L. Tobing, SE (Koor. Sekt.I)
·         Pnt. Ferdinand Theodorus Saerang (Koor. Sekt.II)
·         Pnt. Jemmy Andrianus Halos
·         Pnt. Arry Purben Hutasoit
·         Pnt. Esteriana Saragih
·         Pnt. Anna Sudarmini
·         Pnt. Abonarsius Girsang
·         Dkn. Sapto Putro B.
·         Dkn. Pestamin Sidauruk
·         Dkn. Siprianus Robi
·         Dkn. Hero Rusminto
·         Dkn. Ursinus Palakua
·         Dkn. Suko Wiyono
·         Dkn. Beres Marganda Simamora



 Penetua-Diaken saat masa jabatan KMJ Pdt Ellmy RT, S.Th

Jadwal Ibadah Minggu

Jadwal Ibadah Sepekan

Renungan Ibadah Minggu

Renungan SBU

Kegiatan Lain

Berita Lain-Lain

Kegiatan PA / PT

Kegiatan GP

Kegiatan PKP